Selamat malam sahabat semua, kali ini aku akan posting tentang langkah-langkah atau proses dalam melakukan penilaian secara sistematis. Tulisan ini merupakan salah satu bagian dari teori dasar yang wajib diketahui oleh para Appraiser dalam melakukan pekerjaannya, oleh karena penilaian bukan hanya tentang hasil, proses-proses yang dilalui dalam penentuan sebuah nilai mempengaruhi kewajaran hasil, kredibilitas, legalitasnya, juga kepercayaan client atau para stakeholder bersangkutan terhadap hasil indikasi nilai. Baiklah, mari kita bahas.
Penilaian merupakan proses
pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu
obyek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan standar/ kaidah penilaian
Indonesia (PMK No.125/ PMK.01/ 2008). Dari definisi tersebut dikatakan bahwa
penilaian adalah sebuah proses pekerjaan, dalam arti bahwa Penilai, dalam
melakukan penilaian, harus melaksanakan tahapan-tahapan yang menjadi bagian
dari rangkaian proses pekerjaan dalam rangka menghasilkan sebuah opini nilai
yang sesuai (sesuai dengan karakteristik, tujuan, kemanfaatan dari obyek, dll)
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tahapan-tahapan dari proses penilaian adalah sebagai berikut :
Tahapan-tahapan dari proses penilaian adalah sebagai berikut :
A. Identifikasi
Permasalahan
Terdapat empat permasalahan yang harus
diidentifikasi dari obyek, yaitu :
1. Identifikasi
properti yang akan dinilai
Identifikasi
properti ini meliputi dua hal, yaitu identifikasi real estate dan identifikasi real
property.
i. Identifkasi real estate
Identifikasi
ini meliputi identifikasi alamat dari properti yang
memungkinkan setiap orang dapat mengetahui dimana lokasi properti tersebut
berada, letak/ posisi obyek dan data deskriptif lain yang dapat
menerangkan lokasinya atau merujuk pada landmark
yang dikenali.
Dalam melakukan
pengidentifikasian properti, seorang penilai haruslah melakukannya dengan
prosedur yang resmi (legal description)
yaitu diturunkan dari hasil suvei tanah dan didasarkan atas data pertanahan
yang ada. Penilai haruslah memahami sistem yang digunakan dalam mendeskripsikan
sebidang tanah pada suatu kawasan.
ii. Identifikasi real properti
Identifikasi ini meliputi baik fisik tanah dan/ atau bangunan (real estate) maupun hak-hak yang melekat
pada pemilikan tanah dan/ atau bangunan oleh pemilik individual maupun
kolektif. Identifikasi terhadap real
properti (aspek legal) ini penting untuk menentukan nilai bagi
masing-masing pihak atas hak yang dimiliki terhadap suatu properti yang sedang
dinilai.
2.
Penentuan tanggal penilaian
Nilai dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, misalnya saja
tingkat permintaan, kondisi ekonomi, dan lain-lain, sehingga dapat kita ambil
kesimpulan bahwa nilai bersifat dinamis. Dalam arti bahwa penentuan tanggal
penilaian (date of valuation/ cut-off
date) dari suatu properti mutlak
diperlukan oleh penilai dalam mengestimasi nilai dari properti karena penilaian
mungkin saja dilakukan untuk menentukan nilai properti di waktu lampau, saat
ini maupun waktu yang akan datang.
3.
Tujuan penilaian
Selain dari tanggal penilaian, tujuan penilaian juga
mempengaruhi nilai dari properti. Tujuan
penilaian ini perlu dinyatakan secara jelas dan spesifik dalam laporan
penilaian dan menentukan estimasi nilai apa yang perlu ditentukan, misalnya
untuk menentukan :
·
Harga jual/ beli yang wajar,
·
Jumlah pinjaman,
·
Dasar penetapan pajak,
·
Nilai kontrak,
·
Nilai dari real
property assets dalam pernyataan keuangan,
·
Dasar pemberian kompensasi, dan sebagainya.
Identifikasi ini sangat penting. Pemahaman yang keliru
tentang maksud tujuan penilaian dapat mengakibatkan seluruh kegiatan penilaian
menjadi tidak berguna, dan ini berarti penilaian yang dilakukan tersebut tidak
sesuai dengan maksud oleh pemberi tugas.
4.
Jenis nilai yang dikehendaki
Masalah ini berkaitan erat dengan tujuan dari penilaian. Tujuan
penilaian yang berbeda mungkin menghendaki jenis nilai yang berbeda pula.
Sebagai contoh untuk tujuan perpajakan, jenis nilai yang dikehendaki adalah
Nilai Jual Objek Pajak/ NJOP, untuk tujuan jual beli diperlukan nilai wajar
(fair market value), dan lain-lain.
B. Survei
Pendahuluan
Setelah melakukan identikiasi permasalahan, maka penilai siap untuk
ke tahap selanjutnya yaitu survei pendahuluan. Survei pendahuluan ini meliputi
survei dan analisis pendahuluan mengenai karakteristik dan lingkup tugas
penilaian yang akan dilakukan serta data apa yang perlu dikumpulkan dalam
rangkan medukung tugas penilaian. Berikut ini penjelasan detailnya :
1.
Data-data yang diperlukan
Berdasarkan identifikasi permsalahan yang telah dilakukan pada
tahap pertama, penilai dapat memperkirakan data dan informasi apa saja yang
diperlukan dalam rangka penilaian properti tersebut. Ada dua jenis data yang
harus dikumpulkan oleh penilai yaitu data umum dan data khusus. Data umu ini
meliputi informasi-informasi berkenaan dengan prinsip-prinsip, kekuatan/
keunggulan dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai properti, yaitu informasi-informasi
berkenaan dengan tren sosial, ekonomi, pemerintahan dan kekuatan lingkungan
yang berpengaruh terhadap nilai properti. Sedangkan data khusus adalah
data-data yang berkaitan langsung dengan
properti yang akan dinilai serta properti-properti pembandingnya. Data khusus
ini meliputi data secara detail mengenai fisik, lokasi, biaya, pendapatan dan
pembelanjaan baik terhdapa properti yang dinilai maupun properti pembanding.
2.
Sumber data
Di Indonesia, secara garis besar sumber data dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
i.
Instansional
Pemerintah :
·
BPN
·
Ditjen Pajak
·
Pemda
·
Camat
·
Lurah
·
BUPLN
NonPemerintah :
·
Estate
agent, broker
·
KJPP
·
Notaris/ PPAT
·
Developer, dll
ii. NonInstansional
·
Penjual
·
Pembeli
·
Iklan
·
Media massa, dll
3.
Personel dan waktu yang diperlukan
Jumlah personel dan waktu yang diperlukan ini biasanya tergantung
dari beban kerja penilaian yang akan dilakukan, dimana beban ini tergantung
pada tipe properti yang dinilai, skala properti, tujuan penilaian, tingkat
kesulitan dalam pengukuran di lapangan serta instrumen yang diperlukan.
4.
Perencanaan kerja
Suatu perencanaan kerja yang matang akan sangat membantu
kelancaran dan efisiensi pelaksanaan penilaian. Perencanaan kerja ini meliputi
pembagian tugas dan tanggung jawab tiap personel, perencanaan biaya, sarana
pendukung (instrumen, transportasi dan sebagainya), jadwal kegiatan, dan
lain-lain. Perencanaan kerja ini harus dituangkan dalam valuation plan.
C. Pengumpulan
dan Analisis Data
Data-data
yang dikumpulkan dan dianalis tersebut meliputi :
1.
Data umum
Meliputi data-data skala nasional, propinsi, kabupaten, kota dan
lingkungan sekitar. Data-data ini meliputi fakto-faktor eksternal yang
mempengaruhi nilai, diantaranya :
i.
Lokasional
Data-data seperti kecenderungan populasi, peraturan pemerintah,
tata guna lahan, kepadatan, transportasi, masalah lingkungan, fasilitas umum
dan sebagainya. Data yang berpengaruh terhadap nilai properti perlu dicantumkan
pada laporan penilaian.
ii.
Ekonomi
Data-data seperti tingkat hunian, upah buruh, harga bahan
material, tingkat sewa dan sebagainya mungkin juga sangat penting dianalisis
tergantung dari jenis properti yang dinilai. Data-data penting lainnya yang
juga harus dianalisis adalah studi tentang minat konsumen terhadap lokasi,
tipe, harga, kualitas dan tingkat permintaan dalam suatu segmen pasar tertentu.
2.
Data khusus
Data yang lebih spesifik berkaitan dengan properti yang dinilai
(properti subyek) dan properti pembanding. Data khusus ini meliputi semua
karakeristik khusus yang terdapat pada obyek seperti status obyek (benda cagar
budaya, dll), desain khusus, konsep bangunan, kegunaa obyek dan sebagainya.
3.
Data properti subyek
Data-data tentang properti subyek meliputi
tapak (site), bangunan (improvement) dan dokumen kepemilikan (title).
Tapak (site)
:
·
Luas dan ukuran
·
Bentuk
·
Kontur
·
Jenis tanah
·
Elevasi
·
Letak (sudut, tengah, tusuk sate, dsb)
·
Zoning, dsb
Bangunan (improvement)
:
·
Bangunan utama (main building) : luas dan ukuran, desain, layout, konstruksi, bahan material, atap, langit-langit, lantai,
dinding, kusen, dll.
·
OLI (Other
Land Improvement) : pagar, pos keamanan, jalan internal, halaman, taman,
saluran air, water tratment, dll.
Dokumen kepemilikan :
·
Akte jual beli
·
Sertifikat tanah
·
IMB
·
Izin lokasi, dsb
Berdasarkan data-data diatas, kemudian
dilakukan analisa highest and best use
terhadap properti yang dinilai. Analisa ini meliputi kajian terhadap kelayakan
fisik, keuangan, hukum dan keuntungan maksimal yang dapat dihasilkan.
4.
Data pembanding
Properti pembanding adalah properti yang mempunyai kegunaan sama/
serupa, lokasi yang sama dan telah diketahui nilainya. Data pembanding ini
dapat berupa data fisik tanah dan bangunan, data harga jual/ beli, data harga
sewa untuk berbagai jenis properti serta data-data lain sebagai pembanding
seperti tingkat hunian untuk properti komersiil, harga sewa kamar hotel dan
data lain yang relevan dalam proses pengestimasian nilai properti subyek.
D. Penerapan
Metode Penilaian
Berdasarkan SPI (Standar Penilaian Indonesia) tahun 2007,
ada tiga metode penilaian yang umum digunakan yaitu metode perbandingan data
pasar (market comparison approach),
pendekatan biaya (cost approach) dan
pendekatan pendapatan (income approach).
Ketiga metode pendapatan ini digunakan tergantung dari jenis properti yang
dinilai, tujuan penilaian dan ketersediaan data. Misalnya untuk properti
komersiil biasanya lebih diutamakan menggunakan metode pendekatan pendapatan,
untuk penilaian dengan tujuan perpajakan menggunakan metode pendekatan biaya
dimana tanah dan bangunan dinilai secara terpisah.
Metode pendekatan perbandingan data pasar adalah
pendekatan penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara properti
subyek dengan properti-properti
pembanding yang telah diketahui karakteristik dan nilainya. Selanjutnya analisis
dilakukan dengan mengukur tingkat kesamaan dan perbedaanya untuk menentukan
berapa penyesuaian yang akan diberikan terhadap masing-masing karakteristik
properti pembanding dalam rangka menentukan nilai properti subyek. Adapun
karakteristik yang menjadi unsur pembanding adalah lokasi, financing term, karakteristik fisik, kondisi pasar dan
karakteristik lainnya.
Pendekatan biaya dilakukan dengan cara melakukan
identifikasi bangunan yang selanjutnya dilakukan analisis biaya pembangunan
baru (Reproduction Cost New)
berdasarkan standar harga material dan upah yang berlaku pada tanggal penilaian
dan selanjutnya dilakukan penyusutan (khusus untuk bangunan). Tahap selanjutnya
yaitu menentukan nilai properti secara keseluruhan dengan menjumlahkan nilai
pembangunan baru bangunan yang telah disusutkan dengan nilai tanah yang
diperoleh dari analisis perbandingan data pasar.
Pendekatan pendapatan dilakukan dengan mendasarkan pada
tingkat keuntungan yang mungkin dihasilkan oleh properti subyek pada saat ini
dan masa yang akan datang yang selanjutnya dikapitalisasikan untuk mengkonversi
aliran pendapatan tersebut menjadi nilai properti. Secara garis besar, prosedur
penilaian metode pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut :
·
Menentukan total pendapata kotor potensial (Potential Gross Income/ PGI)
·
Menentukan tingkat kekosongan (vacancy rate)
·
Menentukan total pendapatan lain-lain
·
Menentukan total pendapatan kotor efektif dengan
mengurangkan PGI dengan tingkat kekosongan kemudian ditambah dengan pendapatan
lain-lain
·
Menentukan total biaya operasional
·
Menghitung pendapatan bersih operasi (net operating income)
·
Menentukan tingkat kapitalisasi dan prosedur
kapitalisasi yang sesuai
·
Melakukan pengkapitalisasian untuk mendapatkan
nilai modal (capital value) dari properti subyek
E. Rekonsiliasi
Nilai
Rekonsiliasi indikasi nilai adalah suatu analisis
terhadap berbagai kesimpulan nilai untuk mendapatkan suatu kesimpulan nilai
akhir. Penerapan satu atau lebih metode penilaian kemungkinan besar akan
menghasilkan nilai yang berbeda. Oleh karena itu, perlu dipelukan rekonsiliasi
dari berbagai indikasi nilai dengan memperhatikan :
· Kesesuian, yaitu kesesuaian pendekatan,
kesesuaian properti pembanding yang digunakan dan kesesuaian analisis yang
dilakukan
·
Keakuratam tiap pendekatan yang digunakan
·
Kuantitas dan kualitas bukti-bukti/ data
pembanding
·
Pembulatan nilai akhir.
Praktisnya,implementasi rekonsisliasi nilai dilakukan umumnya menggunakan metode pembobotan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk meminimalisir pengaruh subjektiftas, proses penerapan metode pembobotan terlebih dahulu dapat diawali dengan melakukan survei pasar (form kuesioner) atas faktor-faktor yang diyakini mempengaruhi relevansi nilai. Pemahaman lebih mendalam akan diperoleh jika penilai mempelajari ilmu statistika sebelumnya. Saya menyarankan untuk mencari literatur tentang Penilaian metode Quality Rating.
Praktisnya,implementasi rekonsisliasi nilai dilakukan umumnya menggunakan metode pembobotan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk meminimalisir pengaruh subjektiftas, proses penerapan metode pembobotan terlebih dahulu dapat diawali dengan melakukan survei pasar (form kuesioner) atas faktor-faktor yang diyakini mempengaruhi relevansi nilai. Pemahaman lebih mendalam akan diperoleh jika penilai mempelajari ilmu statistika sebelumnya. Saya menyarankan untuk mencari literatur tentang Penilaian metode Quality Rating.
F. Kesimpulan
Nilai dan Laporan Penilaian
Langkah akhir dari rangkaian proses penilaian adalah sebuah
keputusan tentang kesimpulan nilai yang harus dibuat oleh penilai sebagai
jawaban atas tugas yang diberikan kepadanya. Di dalam membuat keputusan ini
penilai harus mampu bersikap jujur dan adil. Di sinilah pentingnya integritas.
Penilai harus mampu mempertanggungjawabkan keputusan
yang telah dibuatnya. Pertanggungjawaban tersebut bersifat seumur hidup. Sebagai
wujud pertanggungjawaban penilai atas keputusan kesimpulan nilai tersebut, maka
penilai mengekspresikannya secara tertulis dalam bentuk Laporan Penilaian.
Dalam laporan penilaian inilah disampaikan semua data pendukung, faktor-faktor
yang mempengaruhi serta rasionalisasi pengambilan keputusan tersebut.
Bagan alir proses penilaian |
bagus informasinya, sangat bermanfaat. terima kasih
BalasHapustukang taman jakarta
kontraktor taman
taman minimalis
tukang taman
jasa taman
kirim online
jasa pindahan rumah
jasa pindahan
jasa pindahan apartemen
jasa pindahan kantor
jasa pindahan jakarta
jasa pindahan gudang
service ac
service kulkas
service ac jakarta selatan
service mesin cuci
service elektronik
cuci sofa
cuci karpet
cuci karpet kantor
jasa poles marmer
jasa cuci sofa
jasa cuci karpet
BalasHapuscuci karpet
jasa cuci sofa
cuci sofabed
cuci sofa
cuci springbed
jasa poles marmer
cuci kursi kantor
kantor konsultan
konsultan hki
pendaftaran merek
pendaftaran paten
rolling door
folding gate
service rolling door
service folding gate
toko rolling door
sewa mobil yogya
rental mobil yogya
rent car jogja
rental mobil yogyakarta
sewa bus jogja
toko rolling door
rolling door
harga rolling door
rolling door industri
rental jakarta
rental innova reborn
rental mobil fortuner
rental mobil jakarta
sewa mobil jakarta
rolling door otomatis
rolling door
toko rolling door
harga rolling door
service rolling door
sterno gel
sterno jelly
sterno pasta
flamo
kontraktor bali
baja bali
baja wf
Plugs sockets
plug socket industrial